Sabtu, 24 November 2018

2 Umar Yang Hebat Dan 1 Umar,, Saya..

Ada 2 UMAR dalam sejarah Islam, yang dikenal dan dikenang sebagai Khalifah yg JUJUR, TEGAS, BIJAKSANA serta sangat teguh dalam AKIDAH.. Dan saya adalah salah satu dri beribu ribu orang yang suka, hurmat dan takdzim kepada beliau,, sehingga nama ku ta tambahi UMAR..... 

Yang pertama tentu saja Umar bin Khatab (RA), Khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ashsiddiq (RA), dan yang kedua adalah Umar bin Abdulazis, Khalifah ke 8 keturunan Umayyah.

Tak perlu dikisahkan tentang kedua Umar tersebut, karena perilaku mereka sudah begitu termasyur, bahkan mudah dicari literatur tentang kiprah mereka. Subhanalloh.. 

Yang menarik adalah, kedua tokoh hebat yang dikisahkan telah membawa kejayaan Islam serta kesejahteraan umat itu, wafat karena DIBUNUH.. 
😱😱😱

Umar bin Khatab wafat ditikam saat menjadi Imam Sholat Shubuh, oleh Abu Lu'lu'ah, tokoh Majusi yang menyusup diantara kaum Muslimin karena dendam, sebab kaum Majusi di Persia telah dikalahkan oleh pasukan Muslim, sehingga banyak orang Majusi yang kemudian menjadi Muslim.

Sedangkan Umar bin Abdul Azis wafat diracun oleh kerabatnya sendiri, karena kebijakan-kebijakannya Yang tidak berpihak pada kepentingan keluarga (Bani Umayyah), dan lebih mementingkan kepentingan umat.

Dari kisah beliau berdua di atas, dapat lah SAYA ambil kesimpulan,, bahwa ketika kita ada rasa TIDAK SUKA kepada Pemimpin, terkadang kita perlu merenung atau berpikir, benarkah Pemimpin itu layak untuk TIDAK DISUKAI karena "buruk", atau karena kita yang BELUM SIAP dengan kepemimpinannya, karena kepentingan-kepentingan kita terganggu dan merasa tersingkirkan....???

Monggo di renungi,, sambil ngopi item 'giehh....


Jumat, 16 November 2018

Ini soal HATI, bro..

Tuhan itu menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan, ada Gelap pasti ada Terang, ada Baik pasti ada Buruk, ada Musa ada Ramses III (Fir'aun yg jahat).
Ada Kyai pasti ada Penjahat, ada Ustadzah pasti diciptakan pula Pelacur.
Gak ada Manusia yg bisa merubah "peran" manusia lainnya dalam kehidupan ini, kecuali Tuhan, Gusti Alloh Subhanahu Wa Ta'ala...

Manusia sebagai HAMBA Tuhan, bisanya cuma memohon agar Tuhan berkenan menjadikan Manusia yg "tidak baik" menjadi "baik", namun tetap saja semuanya kembali pada KEHENDAK TUHAN.

Seorang Hamba tak akan pernah tahu akan Kehendak Tuhan, bahkan tingkatan Nabi sekalipun, kalaupun tahu, pastilah karena DIBERI TAHU OLEH ALLOH YANG MAHA TAHU.
Tak ada yg bisa merubah Buaya untuk makan Rumput, atau Gajah makan Daging, kecuali atas kehendak PENCIPTA-NYA.

Maka bersyukurlah Hamba Tuhan yg kebagian "peran" jadi Manusia baik-baik utuk tetap menjadi baik-baik, jangan sampai Tuhan "sebel" dan menjadikan sebaliknya .. Robbana laa tuziqqulubana ....

Tuhan menciptakan kita hidup dalam kehidupan kita sebagai Hamba, adalah bagian dari RENCANA-NYA.
Kalau Tuhan sudah "BOSAN" dan "TIDAK SUKA", maka akan dihancurkan, dan musnahlah era ADAM, tergantikan dengan era yg lain ... wallahu a‘lam...

Dapat peran PROTAGONIS ataupun ANTAGONIS dalam kehidupan, ya mestinya terima saja, kalau itu memang KEHENDAK-NYA dan TUHAN RIDHO....,,

Tapi bagaimana kita bisa tahu bahwa itu KEHENDAK TUHAN ?, sementara IBLIS juga bisa mempengaruhi kita, dengan memberikan petunjuk yg seakan berasal dari Tuhan.
Tak cukup hanya diolah dengan Akal Fikir, tapi harus dibarengi dengan LAKU SPIRITUAL,, ngaji babakan ATI, bro...., yg sekiranya dapat mendekatkan seorang Hamba kepada Tuhannya.... ..

Wallohu A'lam.....


Sabtu, 10 November 2018

Kita itu dari Tanah, maka jadilah seperti tanah !!!

Ketika ada kalimat "Manusia berasal dari Tanah", mungkin hampir 100% orang-orang yg punya KEYAKINAN akan sependapat, karena ajaran Agama Samawi memang menyampaikan demikian,,,,,

Itulah yg kemudian (- menurutku -) Manusia seyogyanya BERSIFAT seperti Tanah,,,
Tanah yg terkesan banyak DIAM, selalu "DI BAWAH", tidak bereaksi ketika di injak, di lukai, di kencingi, bahkan di beraki, oleh apapun dan siapapun,,,,
Tanah pasrah dengan segala keberadaannya, dan tetap akan MENGHIDUPI apapun dan siapapun yg membutuhkannya.....

Ketika ada kalimat "Sorga ada di bawah telapak kaki Ibu", aku tetap berfikir tentang Tanah, sebab yg berada di bawah telapak kaki Ibu, pada ujungnya tetaplah Tanah....
Apa gunanya kita memuliakan Ibu kita, bahkan sampai kita minum air cucian kaki Ibu kita, jikalo kita masih berlaku dzolim kepada makhluk lain, masih berlaku keji, masih mencuri milik orang lain dan, masih-masih lainnya....

Bisa jadi Sorganya Gusti Alloh itu, baru akan dapat kita nikmati jika kita bisa mengamalkan SIFAT TANAH, yg selalu Ikhlas dan ridho menerima apa yg menjadi KEHENDAK-NYA. penuh ketaqwaan, Tawaddu, serta dapat BERMANFAAT bagi yg lainnya....
Wallahu a’lam....