Sabtu, 23 Februari 2019

Pasar Gelap UstazD

Saya berkali-kali menyampaikan, hati-hati mencari ustaz. Jangan sembarangan mengundang orang untuk mengisi pengajian, memanggil dia ustaz, apalagi menyebutnya sebagai ulama.,,
Saya perlu semakin serius mengingatkan hal ini. Karena semakin banyak orang-orang yang hanya bermodal bisa pidato, berbaju gamis, mengumpat sana-sini diundang kemana-mana, dipanggil ustaz. Hafal satu dua ayat al-Quran dan hadis cukup menjadi modal.
Pasar gelap ustaz ini biasanya dihuni dua kelompok besar. Pertama, para muallaf. Beberapa muallaf, meskipun tidak punya ilmu keislaman yang cukup, tiba-tiba dia menjadi ustaz karena modal bisa pidato. Yang paling banyak diceramahkan biasanya menjelek-jelekkan keyakinan lamanya. Dia ingin menunjukkan sekarang sudah mendapat "hidayah". Tak lupa, biasanya juga menebar ketakutan, bahwa agama lamanya itu menjadi ancaman terhadap Islam. Kalau melihat orang seperti ini, saya sering jengkel sendiri, membayangkan kalau ada orang keluar dari Islam kemudian menjelek-jelekkan Islam dalam komunitas agamanya yang baru. Orang-orang seperti ini yang biasanya menaikkan ketegangan muslim dan non muslim.,,
Kedua, orang-orang yang dulu jauh dari Islam, suka maksiat dan sebagainya, kemudian berubah menjadi lebih religius, mengubah penampilan dan sebagainya. Orang-orang seperti ini biasanya menyebut diri sebagai orang yang sudah "hijrah". Modal kegelapan masa lalu dieksploitasi, seolah sekarang sudah benar-benar hidup dalam terang. Dengan modal bisa pidato, punya tim media sosial untuk menaikkan popularitasnya, mereka tiba-tiba dipanggil ustaz dan dijadikan rujukan dalam beragama.,,
Duakelompok ini, intinya sama. Mereka tidak punya otoritas keagamaan, tapi dimanjakan oleh situasi. Mareka memanfaatkan media sosial untuk marketing. Yang saya heran, orang-orang seperti ini banyak yang tidak tahu diri soal kapasitas keislamannya.,, Na'udZubillahi min dzalika...
pasar gelap ustaz ini bisa terjadi karena dua hal. Pertama, Islam memang longgar dan tidak ada lembaga yang melakukan "standarisasi" keulamaan seseorang. Pasar ustaz dalam Islam sangat terbuka. Semua sangat tergantung pada "pasar". Jika Anda populer, ceramahnya disukai orang, maka Anda bisa masuk dalam pasar keulamaan ini, Bro..
Kedua sekarang banyak sarana yang bisa digunakan untuk branding. Jika dulu, untuk menjadi ustaz atau ulama membutuhkan waktu untuk diakui masyarakat, sekarang pengakuan itu bisa dilakukan dengan instan. Yang penting populer di medsos, itu sudah cukup.,, Sampun cekap, para Sodara.....!!
Siapa yang menjadi korban dari pasar gelap ini? ya masyarakat Islam sendiri. Orang-orang ini bicara atas nama Islam, padahal dia sama sekali tidak punya otoritas ilmu dan moral. Saya tak perlu menyebut nama sebagai contoh. Sekarang ini, masyarakat Islam suka marah-marah, sebagian merupakan hasil dari pasar gelap itu. Benar kata ahli yang mengatakan, di era disrupsi informasi maka akan lahir era matinya keahlian (death of expertise). Yang menjadi rujukan masyarakat bukan orang-orang yang punya otoritas, tapi orang yang terkenal, terutama di media sosial. Lihat saja survey-survey tentang tokoh-tokoh agama yang mereka ikuti, sebagian adalah orang-orang yang lain di pasar gelap ustaz itu
Masyarakat harus dididik agar mempunyai literasi keualamaan. Kalau mau menuntut ilmu keislaman, belajarlah pada orang-orang yang gurunya jelas, sanad ilmunya juga jelas. Jangan terpesona dengan tampilan luar. Saya senang, sekarang masyarakat sudah mulai kritis dan berani mempertanyakan ustaz yang menebarkan kebencian dimana-mana. Hanya masyarakat seperti ini yang bisa menghentikan pasar gelap itu..
Innama yakh'syalloohumin ibadihill ulamaa...
Wallohu a'lamubimurodihi.....


Kamis, 14 Februari 2019

Berkah Kiyai Doa Terqobul.

Di bawah ini adalah beberapa do'a Jawa yang di ajarkan para ulama sepuh kita...
Allohumma Ighfir Lana walahum war'hamna walahum..
Aamiin..

1. KH. Ahmad Abdul Haq meriwayatkan bahwa KH. Dalhar Watucongol Magelang mempunyai doa agar tekun bekerja dan diberi kelapangan rizki.

“Allahumma ubat-ubet, biso nyandang biso ngliwet. Allahumma ubat-ubet, mugo-mugo pinaringan slamet. Allahumma kitra-kitri, sugih bebek sugih meri. Allahumma kitra-kitri, sugih sapi sugih pari.”

(Allahumma ubat-ubet, punya baju punya nasi. Allahumma ubat-ubet, semoga diberi selamat. Allahumma kitra-kitri, kaya bebek dan anaknya. Allahumma kitra-kitri, kaya sapi kaya padi)

2. KH. Achmad Chalwani Nawawi mempunyai doa yg terkait dgn keamanan.

“Bismillahirrahmānirrahim. Kun Fayakun, rinekso dhening Allah, jinogo dhening moloekat papat, pinayungan dhening poro nabi, Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.”

(Bismillahirrahmanirrahim. Kun Fayakun, dikehendaki oleh Allah, dijaga oleh 4 malaikat, dipayungi oleh para Nabi, Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah)

3. KH. Ma’ruf Kedunglo mempunyai doa suwuk untuk bekal pasukan Hizbullah dan ditiupkan ke air.

“Allahumma sallimnaa minal bom wal bedil wal bunduq wal martil wa uddada hayatina”

(Ya Allah selamatkan kami dari bom dan senapan dan meriam dan jagalah hidup kami)

4. KH. Bisri Musthofa meriwayatkan doa dari KH. Kholil Kasingan Rembang sebuah doa agar berhasil menyapih bayi.

“Bismillahirrahmanirrahim. Cerma ratu, si bayi laliyo duduh susu, ilingo sego lan banyu, adem asrep, saking Allah Ta’ala, Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah”

(Bismillahirrahmaanirrahiim, Cerma ratu, si bayi lupakan air susu, ingatlah nasi dan air, adem asrep, dengan kehendak Allah Ta’ala, Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah)

5. KH. Bisri Musthofa juga meriwayatkan doa dari KH. Ma’ruf Kedunglo, doa agar orator dan orang berpidato diberi kelancaran.

“Bismillahirrahmanirrahim, sang manik cemar uripmu wus kacekel. Diluk dingkul katungkul dingkul
(diwoco ping 3 tanpo ambekan)
Laa ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah”

(Bismillahirrahmaanirrahim, sang manik cemar hidupmu sudah kupegang.
Diluk dingkul katungkul dingkul (dibaca 3 kali tanpa bernafas) Laa ilaaha illallaah, Muhammadur Rasulullah”.

Dari sini, kita tidak perlu takut atau ragu berdoa. Gunakan bahasa apapun yg kita bisa, yakin kepada Allah SWT akan menerimanya.
Wallohu A'lam...

Semoga bermanfaat , Broo.,,,